Consumer & Retail Banking
Consumer & Retail Banking
Artikel
2025-05-28

Bulan Dzulhijjah, Ini 5 Keutamaan & Amalan yang Dianjurkan

Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang mulia. Bulan ini termasuk salah satu dari bulan haram (asyhurul hurum) atau bulan mulia, di samping Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengisyaratkan keempat bulan haram tersebut dalam Alquran, sebagaimana firman-Nya dalam surat At-Taubah ayat 36 sebagai berikut:

 

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

 

Dilansir dari MUI, keterangan mengenai keempat bulan haram tersebut merujuk kepada penjelasan Ibnu Katsir dalam tafsirnya yang mengambill sumber hadits dari Imam Ahmad, bahwa ketika Rasulullah SAW sedang menunaikan haji wada’ terakhir, beliau bersabda “Ingatlah, sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya sejak hari Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan langit dan bumi. Satu tahun terdiri atas dua belas bulan, empat bulan di antaranya adalah bulan-bulan haram (suci), tiga di antaranya berturut-turut, yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, yang lainnya ialah Rajab Mudar, yang terletak di antara bulan Jumada (Jumadil Akhir) dan Syaban.”

 

Sementara itu, Nabi Muhammad SAW menganjurkan beberapa amalan dan ibadah-ibadah tertentu dalam bulan ini. Selain itu, pada bulan ini umat Muslim menyempurnakan rukun Islam yang terakhir, yaitu melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu. Dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda:

 

شَهْرَانِ لاَ يَنْقُصَانِ، شَهْرَا عِيدٍ: رَمَضَانُ، وَذُو الحَجَّةِ

 ”Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya yaitu Ramadhan dan Dzulhijjah.” (HR Bukhari 1912 dan Muslim 1089).

 

Berikut beberapa amalan yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW pada Dzulhijjah.

 

1. Puasa Sunah, Terutama Puasa Arafah

 

Puasa menjadi amalan utama di awal Dzulhijjah. Hafshah RA meriwayatkan: “Empat amalan yang tidak pernah ditinggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: puasa Asyura’, puasa sepuluh hari di Dzulhijjah, puasa tiga hari tiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh.” (HR Ahmad)

 

Puasa yang dimaksud adalah dari tanggal 1–9 Dzulhijjah, terutama hari Arafah pada tanggal 9. Mengenai keutamaannya, Rasulullah bersabda (HR Muslim, dari Abu Qatadah): “Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”

 

Dalam hadits lain riwayat Imam Ahmad, Rasulullah memberi panduan kepada seorang sahabat dari Bahilah mengenai puasa sebulan penuh, lalu mengarahkan untuk cukup berpuasa di bulan Ramadan dan bulan-bulan mulia lainnya.

 

2. Mengumandangkan Takbir

 

Takbir disunnahkan selama hari-hari Dzulhijjah, terutama sejak tanggal 1 hingga akhir hari Tasyriq. Disuarakan dengan lantang oleh laki-laki dan lirih oleh perempuan, baik di rumah, pasar, jalanan, hingga masjid.

 

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah bertakbir di pasar, lalu masyarakat pun mengikuti takbir mereka. Hal ini menjadi pengingat sunnah yang mulai ditinggalkan oleh banyak orang.

 

Takbir bisa dilakukan secara mutlak kapan saja, dan juga muqayyad (setelah shalat fardhu).

 

3. Berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

 

Bulan ini juga menjadi momen untuk memperbanyak dzikir, termasuk takbir, tahmid, dan tasbih. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 28:

 

لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَۖ

“(Mereka berdatangan) supaya menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka berupa binatang ternak. Makanlah sebagian darinya dan (sebagian lainnya) berilah makan orang yang sengsara lagi fakir.”

 

Dzikir mencakup pula niat yang tulus dan kesadaran penuh dalam setiap tindakan sebagai bentuk ketundukan kepada Allah.

 

4. Shalat Iduladha

 

Shalat Iduladha sangat dianjurkan bagi semua muslim, baik laki-laki, perempuan, hingga anak-anak. Bahkan wanita yang haid pun dianjurkan untuk hadir mendengarkan khutbah, walau tak ikut shalat.

 

Dalam surat Al-Kautsar ayat 2, Allah berfirman:

 

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

“Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!”

 

Keutamaannya juga merujuk pada surat Al-Maidah ayat 3, yang menyebut hari ini sebagai hari disempurnakannya agama Islam. Dikutip dari NU Online, dijelaskan bahwa:

 

“Pada hari ini, yaitu pada waktu Haji Wada’, haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, orang-orang kafir telah putus asa untuk mengalahkan agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa, dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat ini karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

 

5. Menyembelih Hewan Kurban

 

Anjuran untuk berkurban sangat ditekankan selama Dzulhijjah. Dalam Al-Kautsar, Allah memerintahkan untuk menyembelih hewan kurban, yang menjadi amalan yang sangat disukai oleh Rasulullah SAW.

 

Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW selama sepuluh tahun tinggal di Madinah senantiasa berkurban tiap tahun. Dalam surat Al-Hajj ayat 37, Allah berfirman:

 

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

“Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin.”

 

Kurban bersifat sunnah muakkadah bagi umat Islam yang mampu. Bahkan Rasulullah pernah memperingatkan mereka yang enggan berkurban padahal mampu, agar tidak mendekati tempat pelaksanaan shalat Id.

 

Berbeda dengan amalan lain yang bersifat individu (‘ainiyah), kurban juga dapat bersifat kifayah. Artinya, jika kepala keluarga telah berkurban, maka pahalanya mencakup seluruh anggota rumah tangga.

 

Maksimalkan Keberkahan Dzulhijjah

 

Dzulhijjah adalah waktu penuh berkah yang tak boleh dilewatkan. Bulan ini dipenuhi keutamaan dan berbagai pintu amal kebaikan. Anda bisa memulainya dengan berpuasa, berdzikir, bertakbir, menunaikan shalat Iduladha, hingga menyembelih kurban jika mampu.

 

Mari manfaatkan hari-hari mulia ini untuk memperkuat ketakwaan dan memperbanyak bekal akhirat. Semoga setiap langkah ibadah kita di bulan ini menjadi ladang keberkahan dan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
 

Baca Juga :