Consumer & Retail Banking
Consumer & Retail Banking
Artikel
2025-01-07

Tetap Bijak Kelola Keuangan Meski PPN 12% Dibatalkan

Isu kenaikan PPN jadi 12% sempat ramai dibicarakan serta menuai pro dan kontra. Dilansir dari Tempo, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk sejumlah barang dan jasa tak jadi naik atau tetap 11 persen. PPN 12 persen hanya berlaku bagi barang yang saat ini tergolong Pajak Penjualan Barang Mewah (PPNBM).

Meskipun rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) batal diberlakukan, langkah antisipasi finansial tetap relevan untuk diterapkan agar kita tetap siap menghadapi berbagai dinamika ekonomi di masa depan. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa Anda terapkan.

 

1. Rencanakan Belanja Bulanan dengan Cermat

 

Di tengah situasi ekonomi yang belum pasti, merencanakan anggaran belanja bulanan dengan cermat menjadi semakin penting. Perencanaan ini membantu Anda mengelola pengeluaran sehingga tetap sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda.

  • Catat pengeluaran rutin: Identifikasi kebutuhan pokok, seperti bahan makanan, tagihan listrik, dan transportasi.
  • Alokasikan dana dengan bijak: Pisahkan antara kebutuhan primer dan sekunder. Prioritaskan belanja kebutuhan pokok.
  • Manfaatkan promo dan diskon: Cari berbagai promo dan diskon yang bisa sedikit mengurangi pengeluaran.

Dengan perencanaan yang matang, Anda dapat tetap mengontrol anggaran tanpa harus mengorbankan kebutuhan penting.

 

2. Jangan Terburu-Buru Membeli Barang Baru

 

Terkadang, keinginan mengganti barang bukan karena kebutuhan, melainkan hanya karena bosan. Namun, mengganti barang yang sebenarnya masih berfungsi dengan baik bisa membebani keuangan Anda tanpa memberikan manfaat yang signifikan.

Tips Menghindari Pembelian Impulsif:

  • Buat daftar kebutuhan: Sebelum membeli barang, tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar penting atau hanya keinginan.
  • Berikan waktu berpikir: Tunda pembelian barang yang tidak mendesak setidaknya beberapa hari.
  • Pilih barang berkualitas: Jika harus membeli, pastikan barang yang Anda beli memiliki kualitas baik sehingga tahan lama dan memberikan nilai lebih.

Keputusan yang lebih bijak akan membantu Anda menghindari penyesalan finansial di masa depan.

 

3. Siapkan Uang Darurat dan Mulai Berinvestasi

 

Setelah merencanakan anggaran dan lebih bijak membuat pengeluaran, memiliki dana darurat dan portofolio investasi menjadi langkah penting untuk menjaga kestabilan keuangan.

Cara Mempersiapkan Dana Darurat dan Investasi:

  • Siapkan dana darurat: Simpan minimal 3–6 bulan dari pengeluaran bulanan Anda. Dana ini bisa digunakan untuk kebutuhan mendadak. Anda bisa menyimpan dana darurat dengan aman di Dana Impian atau Tabungan iB Hijrah Rencana.
  • Mulai investasi: Pertimbangkan instrumen investasi seperti reksa dana atau emas. Investasi ini bisa membantu melawan inflasi.
  • Diversifikasi: Jangan menaruh semua dana pada satu instrumen. Sebarkan investasi Anda untuk mengurangi risiko.

Langkah ini memastikan keuangan Anda lebih tangguh terhadap berbagai tantangan, termasuk kenaikan harga barang dan jasa.

Keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan tarif PPN menjadi 12% memberikan ruang bernapas bagi masyarakat, tetapi bukan berarti kita bisa lengah dalam mengelola keuangan. Ketiga langkah di atas tidak hanya membantu Anda menghadapi potensi tekanan finansial akibat perubahan kebijakan fiskal, tetapi juga membangun fondasi keuangan yang lebih kokoh untuk masa depan. Dengan bersikap proaktif, kita bisa tetap optimis dan tangguh dalam menghadapi dinamika ekonomi yang mungkin terjadi.
 

Baca Juga :