Consumer & Retail Banking
Consumer & Retail Banking
Artikel
2025-12-10

Cara Shalat Jamak: Kapan Boleh Dilakukan dan Bagaimana Tata Caranya?

Shalat lima waktu memiliki waktu pelaksanaan yang telah ditentukan, namun dalam kondisi tertentu Islam memberikan kemudahan bagi umatnya. Salah satu bentuk keringanan tersebut adalah shalat jamak, yaitu menggabungkan dua shalat fardu dalam satu waktu.

 

Kemudahan ini diberikan agar seorang Muslim tetap dapat menunaikan kewajiban shalat meskipun sedang berada dalam situasi yang membuat sulit melaksanakannya tepat waktu. Fasilitas syar’i ini sangat relevan bagi mereka yang sedang melakukan perjalanan jauh atau menghadapi kondisi tertentu yang menyulitkan.

 

Dasar Pembolehan Shalat Jamak

 

Keringanan menggabungkan dua waktu shalat tidak lepas dari rahmat Allah SWT. Islam menekankan kemudahan dan tidak membebani umatnya dengan kesulitan.

 

Allah SWT berfirman:

“Apabila kamu bepergian di bumi, maka tidak dosa bagimu untuk mengqasar salat jika kamu takut diserang orang-orang yang kufur…” (QS. An-Nisa’: 100)

 

Selain itu, dalam sebuah riwayat disebutkan:

“Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Rasulullah saw shalat dhuhur dan ‘ashar di Madinah secara jama‘, bukan karena takut dan juga bukan dalam perjalanan... Beliau menghendaki agar tidak menyulitkan seorang pun dari umatnya.” (HR. Muslim)

 

Kapan Shalat Jamak Diperbolehkan?

 

Beberapa kondisi yang membolehkan seorang Muslim melaksanakan shalat jamak antara lain:

  1. Sedang Safar
    Perjalanan jauh minimal dua marhalah (sekitar 90 km).
  2. Tujuan Safar yang Baik
    Perjalanan yang dilakukan tidak mengandung kemaksiatan atau tujuan buruk.
  3. Masih Berstatus Musafir
    Ketika masuk waktu shalat berikutnya, seseorang masih berada dalam perjalanan.
  4. Kesulitan Melaksanakan Shalat
    Misalnya sakit berat, cuaca ekstrem, atau tidak tersedia tempat shalat yang layak.
  5. Shalat yang Dikerjakan Bukan Shalat Qadha
    Jamak hanya untuk shalat pada waktunya, bukan shalat yang terlewat.
  6. Dilakukan Sesuai Jenisnya dan Tertib
    Urutan harus mengikuti ketentuan jamak taqdim atau jamak takhir.
 

Terdapat dua jenis shalat jamak, yaitu jamak taqdim dan jamak takhir. Keduanya memiliki aturan waktu dan niat yang berbeda.

 

Tata Cara Shalat Jamak Taqdim

 

Jamak taqdim berarti menggabungkan dua shalat fardu dan dikerjakan pada waktu shalat pertama.

Contoh:

  • Zuhur + Asar dilakukan di waktu Zuhur
  • Maghrib + Isya dilakukan di waktu Maghrib
 
A. Jamak Taqdim: Zuhur dan Asar

 

Niat Shalat Zuhur (jama’ taqdim)

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلهِ تَعَالَى

 

Niat Shalat Asar (jama’ taqdim)

أُصَلِّي فَرْضَ العَصْرِ أربع رَكعَاتٍ مَجْمُوْعًا مع الظُّهْرِ اَدَاءً للهِ تَعَالى

 

Tata Cara Pelaksanaan

    1. Membaca niat shalat Zuhur secara jamak taqdim.
    2. Takbiratul ihram.
    3. Melaksanakan shalat Zuhur sebanyak 4 rakaat.
    4. Setelah salam, berdiri kembali dan membaca niat shalat Asar.
    5. Melaksanakan shalat Asar 4 rakaat.
    6. Menjaga urutan shalat tetap tertib.
 
B. Jamak Taqdim: Maghrib dan Isya

 

Niat Shalat Maghrib (jama’ taqdim)

اُصَلِى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأخِيْرًا مَعَ العِشَاءِ فَرْضًا للهِ تََعَالَى

 

Niat Shalat Isya (jama’ taqdim)

اُصَلّى فَرْضَ العِسَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأخِيْرًا مَعَ المَغْرِبِ فَرْضًا للهِ تََعَالَى

 

Tata Cara

  1. Mengucapkan niat shalat Maghrib jamak taqdim.
  2. Shalat Maghrib 3 rakaat seperti biasa.
  3. Berdiri kembali dan membaca niat Isya.
  4. Shalat Isya 4 rakaat.
  5. Menjaga urutan tetap sesuai ketentuan.

 

Tata Cara Shalat Jamak Takhir

 

Jamak takhir berarti menggabungkan dua shalat fardu dan dikerjakan pada waktu shalat kedua.

Contoh:

  • Zuhur + Asar dikerjakan di waktu Asar
  • Maghrib + Isya dikerjakan di waktu Isya

 

A. Jamak Takhir: Zuhur dan Asar

 

Niat Shalat Zuhur (jama’ takhir)

أُصَلِّي فَرْضَ الظُّهْرِأربع رَكعَاتٍ مَجْمُوْعًا مع العَصْرِ اَدَاءً للهِ تَعَالى

 

Niat Shalat Asar (jama’ takhir)

أُصَلِّي فَرْضَ العَصْرِ أربع رَكعَاتٍ مَجْمُوْعًا مع الظُّهْرِ اَدَاءً للهِ تَعَالى

 

Tata Cara

  1. Membaca niat jamak takhir.
  2. Takbiratul ihram.
  3. Melaksanakan shalat Zuhur terlebih dahulu (4 rakaat).
  4. Berdiri kembali dan membaca niat Asar.
  5. Melaksanakan shalat Asar (4 rakaat).
  6. Menjaga urutan tetap benar.

 

B. Jamak Takhir: Maghrib dan Isya

 

Niat Shalat Maghrib (jama’ takhir)

اُصَلِى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأخِيْرًا مَعَ العِشَاءِ فَرْضًا للهِ تََعَالَى

 

Niat Shalat Isya (jama’ takhir)

اُصَلّى فَرْضَ العِسَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأخِيْرًا مَعَ المَغْرِبِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى

 

Tata Cara

  1. Mengucapkan niat jamak takhir.
  2. Shalat Maghrib terlebih dahulu (3 rakaat).
  3. Berdiri kembali dan membaca niat shalat Isya.
  4. Shalat Isya sebanyak 4 rakaat.
  5. Melaksanakan kedua shalat secara tertib.

 

Menguatkan Ibadah Wajib dengan Amalan Sunah

 

Shalat wajib adalah pilar utama dalam ibadah seorang Muslim. Namun, memperkuatnya dengan amalan sunah seperti infak, sedekah, atau wakaf dapat meningkatkan kualitas spiritual sekaligus memperluas manfaat bagi sesama.

 

Sebagaimana firman Allah SWT:

“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik...” (QS. Al-Baqarah: 267)

 

Konsistensi dalam berinfak jauh lebih utama daripada memberi dalam jumlah besar tetapi jarang dilakukan. Rutin beramal akan melatih hati dan meningkatkan kepedulian sosial.

 

Ingin memulai langkah kebaikan hari ini? Anda dapat menunaikan zakat, infak, sedekah, dan wakaf dengan lebih praktis melalui fitur Hijrah Amal Ziswaf di aplikasi Muamalat DIN. InsyaAllah bersedekah jadi lebih mudah.

 

Baca Juga :